Doris Salcedo dinobatkan sebagai pemenang Penghargaan Seni Nomura perdana, yang akan diberikan setiap tahun kepada satu seniman. Hadiah jutaan dolar adalah hadiah uang tunai terbesar dalam seni visual kontemporer, dan dimaksudkan untuk memungkinkan seniman budaya penting untuk mengerjakan proyek ambisius yang sebelumnya tidak mereka miliki sumber daya untuk mewujudkannya.
Salcedo, yang lahir pada tahun 1958 di Bogotá, dikenal karena patung dan instalasinya yang menghormati mereka yang terpinggirkan atau dilupakan, termasuk korban kekerasan atau kelompok dan individu yang tidak berdaya. Penghargaan Seni Nomura akan membantu Salcedo melanjutkan serialnya “Kisah Berkabung” (1999–sekarang), yang terdiri dari karya berskala besar yang dibuat bekerja sama dengan ribuan orang dan dimaksudkan untuk membantu masyarakat mengatasi rasa sakit yang disebabkan oleh konflik kekerasan di Kolombia. Dia sekarang berharap untuk membuat peringatan di daerah terpencil di Kolombia yang telah menderita secara tidak proporsional akibat perang saudara.
Dalam sebuah pernyataan, Salcedo mengatakan:
“Memproduksi proyek yang mampu menghormati pengalaman para korban kekerasan membutuhkan investasi besar dalam waktu dan organisasi, terkadang dengan banyak kolaborator. Karena Penghargaan ini, saya sekarang dapat bergerak maju lebih cepat dari yang saya harapkan dengan proyek yang penting bagi saya, dan saya harap akan menyentuh banyak orang.”
Pameran tunggal karya Doris Salcedo, berjudul “Kisah Berkabung” ditampilkan di IMMA (Dublin) dari 26 April – 21 Juli 2019. Pameran ini berfokus pada aspek-aspek kunci dari karir seniman sejak tahun 1990-an dan tantangan karyanya terhadap tradisi dari patung. Pameran ini menampilkan enam karya termasuk dua karya instalasi substansial A Flor de Piel II (2013-2014) dan Plegaria Muda (2008-2010), serta karya dari Disremembered (2014-2017), Atrabiliarios (1996) dan Untitled (karya furnitur) (1990-2016) seri. Seri patung terbaru sang seniman Tabula Rasa (2018), yang terinspirasi dari percakapan Salcedo dengan para penyintas kekerasan seksual di tangan pria bersenjata, juga disertakan.
Seniman tidak dapat mengajukan Nomura Art Award, yang sebaliknya diberikan oleh panel juri internasional, termasuk direktur Museum of Contemporary Art di Tokyo, Robert Rauschenberg Foundation, dan The Metropolitan Museum of Art. Mendiang kritikus dan kurator Okwui Enwezor juga menjadi juri, yang menyelesaikan musyawarah sebelum kematiannya pada bulan Maret.
Sumber: Visual Artists Ireland News